22/04/20

Quarter Life Crisis

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Happy new year!

Ini pertama kalinya aku nulis di tahun 2020. Well, untuk artikel kali ini. Aku pake bahasa yang lebih santai alias pake aku-kamu aja ya karena bahasan sekarang lebih ke pribadi.

Tahun terberat dalam hidup, adalah saat memulai kehidupan baru. Apa aja kehidupan baru yang aku maksud?

1. Lepas dari Status Pelajar
Disini aku mulai berfikir kedepannya mau jadi apa dan bagaimana cara menggapainya. Ada tiga tipe pelajar ketika lulus dari SMA. Pertama, melanjutkan kuliah, ke dua mencari pekerjaan/uang, dan ketiga GAPYEAR.

Aku termasuk kategori ke tiga. Kenapa aku memilih gapyear? Banyak hal yang belum aku 
ketahui, dan jika aku masuk kuliah PTN/PTS itu artinya aku terkekang oleh pendidikan formal terutama biaya. Yups, orang tuaku sudah pensiun. Dan aku rasa sungguh berat jika mereka harus menanggung biaya kuliah + hidupku selama 4 tahun kuliah S1.

Disisi lain, aku belum sanggup menghasilkan uang yang cukup. Karena aku tidak bekerja, melaikan berjualan. Dan berjualan pun aku tidak begitu serius, karena jiwa ku masih mencari jati diri dan untuk apa hidup jikalau hanya mencari uang.

Selama 2 tahun ini, aku memilih pendidikan nonformal. 

Aku kuliah bisnis selama 1 tahun (70% praktek, 30% teori). Di sekolah ini ada dua tahap, lolos dan lulus. Aku sudah menyelesaikan tahap pertama, yaitu menyelesaikan pendidikan. Sedangkan tahap kedua aku belum bisa menyelesaikannya, yaitu mandiri ekonomi.

Setelah selesai pendidikan, aku ikut pelatihan yang diadakan pemerintah, lalu ikut berbagai kursus.
Hingga saat ini, aku sedang mengikuti suatu kursus sambil berjualan juga.

"Wah, 2 tahun nya sia-sia dong!"

Tidak, aku tidak menggap semua yang aku jalani ini sia-sia, semuanya adalah bagian dari proses.
Yups aku baru menyadari di tahun ketiga (2020). 
Semua yang telah aku jalani adalah proses mencari jalan supaya kedepannya hidupku tidak terkekang oleh kata orang. 
Hidup adalah perjalanan singkat menuju kehidupan kekal di Syurga. Dan inilah yang sedang aku cari. Ketenangan jiwa dan raga dalam menjalani perjalanan singkat di dunia.

Apalah arti uang banyak, jikalau tidak bisa menyalurkan kepada yang membutuhkan.
Apalah arti ilmu banyak, jikalau selalu merasa pintar.

Allah SWT, Tuhan semesta alam. Paling mengerti kondisiku saat ini. Allah-lah yang merealisasikan semua permintaan aku selama hidup. Dan Allah-lah Yang Maha Tau, kapan semua do'aku terkabul.

Kenapa kok jadi bawa-bawa Tuhan?
Sewaktu sekolah Bisnis, ada materi tentang Future Plan. Dan semua plan ku melesat alias tidak terealisasi dalam waktu yang sudah ditentukan.
Seiring berjalannya kekecewaan itu, ternyata Plan yang aku buat terealisasi. Hanya saja tidak di waktu yang sudah ditentukan, melainkan di waktu yang tepat.

Siapa yang membuat itu terjadi? Tentu saja Allah SWT.

Titik itulah yang membuatku mulai merasa tenang saat melihat teman-teman sudah punya karir yang bagus. Aku sadar, jika diriku belum pantas mendapatkan apa yang aku inginkan. Maka, aku harus berusaha untuk selalu berpasrah pada takdir Allah SWT.

Teruntuk teman-teman yang mungkin mengalami hal serupa, jangan merasa minder atau berkecil hati ketika teman sudah terlihat sukses. Karena semakin sering melihat hal semu (kesuksesan orang), semakin takabur nya kita pada Allah SWT. Lebih baik do'akan, semoga mereka selalu dijaga oleh Allah SWT dan support dikala mereka membutuhkan bantuan.

Aku selalu percaya kalau diriku ini bisa mencapai cita-cita, dengan catatan harus selalu merasa rendah di hadapan Allah SWT.
Sebenernya ini PR ku 1 tahun kedepan hehe.. Yaitu menjadi dewasa alias bisa mengendalikan hawa nafsu jelek. Sehingga bisa dicintai Allah SWT.

Kok di cintai Allah? Karena aku tidak merasakan cinta di dunia, padahal disekelilingku banyak memberi cinta. Artinya aku belum bisa bersyukur dan ikhlas. Maka dari itu aku mencari cinta yang sesungguhnya, yaitu dari Allah SWT.


2. Lepas dari status Single
Wah, ini  berat juga. Banyak yang harus disiapkan, terutama dalam Finansial.
Bukan mata duitan ya, tapi kenyataannya begitu.

Ini berlaku untuk yang pacaran, punya gebetan, atau yang sedang mempersiapkan pernikahan.
"Lho Cinta kan lebih penting, dibandingkan duit"
Yakin? Kita hidup itu bukan butuh cinta aja, tapi butuh makan :)
Maka dari itu sebelum memutuskan lepas dari status Single, setidaknya sudah bisa mengatur keuangan.

Untuk yang pacaran dan punya gebetan nih, biasanya kan hubungannya dari jaman sekolah ya.
Kalau kalian belum siap secara finansial, setidaknya bisa mengatur uang jajan dari orang tua.

Jangan mentang-mentang masih ada orang tua, terus mau beliin pacar hadiah dari uang orang tua. Waduhh, ini nih yang bahaya. Orang tua cape cari uang, eh kalian morotin buat pacarnya. 

Solusi terbaik adalah menyisihkan uang jajan, nabung kalau mau beliin sesuatu. 
Kalau pacarnya gak bisa diajak diskusi, udah putusin aja. Ngapain pacaran toxic, yang mau morotin doang.

Dan untuk yang mau menikah, nabung dari jauh-jauh hari. Bukan untuk resepsi aja lho, melainkan untuk kehidupan rumah tangga kedepannya.

Selain financial,  EMOSI juga harus mateng. 
Ini penting juga, karena hidup bersama pasangan itu lebih lama dibandingkan dengan orang tua. 
Jadi harus saling menerima kekurangan dan kelebihan. Semuanya harus di komunikasikan dengan baik. Kalau komunikasi nya jelek, nanti ada pelakor yang lebih menggoda. Kan bahaya banget.

Sebenarnya ada 4 point yang harus dipersiapkan sebelum Menikah, cmn aku bahas tentang finansial dan emosi nya aja dulu. Karena banyak nih yang menyepelekan hal ini, bahkan sebelum menikah.

So, aku kasih list yang harus dipersiapkan untuk Menikah. 
1. Baligh 
2. Ilmu
3. Pengendalian Emosi
4. Financial

3. Punya keluarga baru

Perihal keluarga baru, aku skip dulu ya.. Karena belum menikah juga hehe..
Yang penting sih matengin diri dulu (4 hal yang harus disipkan sebelum menikah).
Insya Allah kalau panjang umur, dan udah punya suami. Aku tulis artikel tentang ini haha..


Terima kasih yang sudah membaca tulisan ini. Semua yang di tulis berdasarkan pengalaman pribadi dan lingkungan sekitar. 
Sekiranya dapat bermanfaat, Alhamdulillah. Apabila ada kata
 yang menyinggung mohon dimaafkan.

Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar