Ketika masih anak-anak ingin cepat dewasa
Sudah dewasa ingin kembali menjadi anak-anak
_
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sudah 3 tahun tidak aktif menulis :)
Selama hidupku, baru kali ini 3 tahun terakhir 2022-2024 jarang sekali mencurahkan isi hati dalam bentuk tulisan. Padahal cara ini adalah cara efektif bagiku untuk intropeksi diri dan melatih diri agar lebih jujur dengan keadaan.
Kesibukan kerja, menjadi alasanku tidak produktif di bidang lain. Kerja pun menjadi alasanku menghindari keluarga yang toxic, padahal menghindari keluarga adalah suatu ketidakmungkinan karena dari kecil hingga nanti maut menjemput sudah pasti keluarga lah yang akan membantu. Bagaimanapun buruknya keluarga, tapi mereka lah yang akan selalu disampingku.
Apresiasi kerja, meluasnya relasi, menjadi kepercayaan atasan, ternyata bukan kebahagiaan yang aku cari selama ini. Semua terasa nikmat dan menyenangkan, namun ternyata mematikan hati nuraniku. Kedekatanku dengan Allah Swt. dan keluarga menjadi renggang, apalagi sisi kepribadianku sebagai perempuan semakin jauh. Mencari uang untuk hidup memang menyenangkan, tapi jika membuatku lupa diri? Apakah harus bertahan terus-menerus?
Qodarullah.. Allah Swt. mengabulkan do'aku, walaupun dengan takdir yang diluar prediksi dan sangat mengecoh ambisiku untuk berkarir.
Menikah dan Hamil
Setelah dijalani, mungkin memang jawaban dari do'aku untuk kembali ke jalan yang seharusnya. Menenangkan diri sejenak dari 3 tahun ini berkarir, mencari jawaban atas pencapaian ku saat ini dan apa yang sebenarnya ingin dicapai kedepannya.
Terlalu lama terjebak di zona nyaman, yang mana duniaku hanyalah tempat kerjaku. Tidak bisa menikmati kehidupan lain, apalagi berkumpul dengan keluarga dan mencoba aktif lagi ikut kegiatan di luar bidang pekerjaan. Aku rasa memang tahun depan, 2025 sudah saatnya aku memulai hidup baru dengan suami dan anakku. Mulai lagi dari 0, menata hidup yang nyaris berantakan.
Allah Swt. punya rencana yang terbaik. Dikala aku sedang menggebu-gebu ingin berhenti, Allah Swt. menahanku. Dan dikala aku sedang senang berkarir, Allah Swt. mencabut dengan cepat jalur karirku.
Menyesal? Tidak.. Menjadi dewasa itu adalah penerimaan. Menerima segala takdir yang sudah dipilih dan tidak bisa menyesali. Semua konsekuensi harus di pelajari, supaya kedepannya tidak terjadi keburukan yang lebih parah.
Tentu saja, perlu diingat kembali tujuan hidup. Hidup untuk ke syurga, bukan mengejar dunia.
...
Tetap bertumbuh, walau perlahan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar